Hanya Dua Kali Penyiraman Hingga Panen

Salah satu aspek yang ingin dikenalkan kepada masyarakat dalam KRPL (kawasan rumah pangan lestari) adalah prinsip-prinsip ramah lingkungan. Sebab, tujuan utama bertanam di pekarangan adalah untuk menyediakan kebutuhan sehari-hari yang sehat/segar dan aman. Di antaranya adalah menekan sebesar mungkin penggunaan pestisida kimia serta memanfaatkan semaksimal mungkin limbah dan sumberdaya lokal. Bahan utama yang diperlukan untuk membuat pot berpengairan semi otomatis ini adalah botol bekas air minum. Lebih dianjurkan yang berukuran satu liter.

Inilah teknik membuat pot dengan memanfaatkan botol plastik bekas untuk bertanam sayur. Teknik ini bukan hanya tepat diterapkan di lokasi KRPL (kawasan rumah pangan lestari), tetapi juga ramah lingkungan karena memanfaatkan botol bekas. Selain itu, dirancang sedemikian rupa, sehingga pengairannya semi otomatis dan hanya perlu disiram dua kali sampai panen.

Caranya, potong bagian atas botol kira-kira 10 cm lalu susun seperti gambar di bawah. Ada dua lubang yang harus dibuat. Pertama, lubang pada tutup botol, dibuat agak besar karena untuk memasukkan sumbu kompor atau kain bekas. Lubang kedua, adalah 2-4 lubang pada botol bagian bawah. Lubang kedua ini tingginya kira-kira sejajar dengan tutup botol setelah diletakkan terbalik (lihat gambar). Fungsi lubang kedua ini adalah untuk saluran kelebihan air.

Siapkan sumbu kompor/kain bekas, yang sama panjangnya dengan tinggi pot setelah disusun. Setelah botol disusun, masukkan sumbu kompor/atau kain bekas melalui lubang pertama sampai mencapai dasar botol. Ukuran lubang harus cukup untuk menahan sumbu/kain agar tidak jatuh.

Selanjutnya, masukkan kapas ke bagian atas menimpa sumbu kompor. Fungsi kapas itu sebagai media awal tanaman. Kapas bisa digantikan dengan bahan lain, misalnya sabut kepala, cacahan batang pakis, sekam atau arang sekam. Larutkan pupuk NPK dengan konsentrasi 5%, lalu masukkan ke dalam botol sampai penuh (ketinggian larutan sama dengan tinggi lubang pembuangan).

Kemudian letakkan 2-3 biji sayur di atas kapas yang sudah basah oleh air larutan pupuk tadi. Saat berumur 2-3 pilih tanaman muda yang terbaik, sisanya dibuang. Jangan lupa, letakkan pot di tempat yang cukup sinar.

Beberapa catatan perlu diperhatikan, yaitu: (a) Teknik ini hanya dianjurkan untuk sayuran berumur pendek, misalnya sawi atau kangkung, (b) Pot sebaiknya terhindar dari air hujan, karena akan membuat larutan pupuk dalam botol menjadi encer, (c) Dalam keadaan ekstrim panas, jika air dalam botol kurang dari seperempatnya, sebaiknya ditambah sampai menjadi setengahnya, (d) Akan lebih baik, kalau menggunakan pupuk lengkap yang tersedia di pasaran, dan (e) Setelah satu bulan, larutan diganti dengan yang baru. Karena panen sawi (misalnya) sekitar dua bulan, berarti kita hanya menyiram (mengisi botol) sebanyak dua kali sampai panen. Selamat mencoba. (Sumber : BPTP Jawa Timur)
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. AGAM EXTENSION - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger