2. Surat menyurat
Metode surat menyurat adalah metode penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh melalui pengiriman barang cetakan (gambar, leaflet, booklet, buletin, majalah, dan lain-lain), kepada sasrannya, baik perorangan maupun kelompok. Karena itu, metode karyawisata sering kali juga merupakan bagian dari pelaksaan metode pertemuan yang disamping merupakan acara selingan untuk menghibur, juga untuk menambah pengalaman yang menunjang materi yang telah disampaikan agar proses adopsi dapat lebih cepat dicapai. Disampinng itu, karyawisata dimaksudkan juga untuk menumbuhkan imajinasi dan merangsang daya pikir kreatif pada diri sasarannya.
3. Karyawisata
Beberapa sasaran (objek) karyawisata yang dipilih dapat berupa :
Individu atau kelompok yang memiliki kesamaan kondisi seperti yang dimiliki sasaran , tetapi telah melakukan kegiatan-kegiatan yang mencapai prestasi yang lebih baik dengan menerapkan inovasi-inivasi yang belum atau sedang disuluhkan
Lembaga-lembaga penelitian atau pusat-pusat informasi yang diharapkan dapat memberikan pengalaman-pengalaman baru, menunjukkan alternatif-alternatif.
Metode karyawisata, sebenarnya tidak banyak berbeda dengan metode kunjungan (anjangsana dan anjangkarya) bedanya adalah :
Penyuluh dengan mengajak sasaran penyuluhannya (perorangan atau kelompok) mengunjungi objek tertentu yang sudah direncanakan/dipilih. Jadi sasaran penyuluhan adalah yang diajak bukannya yang dikunjungi.
Dalam karyawisata, kegiatan penyuluhan dibarengi dengan upaya menghibur sasaran penyuluhannya.
Metode karyawisata ini, dimaksudkan untuk menambah wawasan (sikap dan pengetahuan) sasaran penyuluhan untuk melakukan studi banding antara pengalaman-pengalaman yang sudah dimilikinya dengan pengalaman-pengalaman yang akan diperoleh setelah mengunjungi objek-objek yang dituju.
Metode karyawisata ini, seringkali dikaitkan dengan pelaksanaan kegiatan penyuluhan kehutanan yang menggunakan metode lain baik yang sedang, telah atau akan dilaksanakan.
Dalam melaksanakan metode ini, bila tidak dikombinasikan dengan metode lain, hanya akan menambah pengetahuan petani saja, menggugah kesadaran, minat dan menilai sampai mencoba, sedang untuk menambah keterampilan sering kali kurang efektif. Karena itulah kegiatan penyuluhan kehutanan dengan metode ini perlu dikombinasikan dengan metode lain misalnya melalui media kelompen capir.
4. Kunjungan (anjangsana dan anjang karya)
Baik metode anjangsana dan anjang karya, keduanya merupakan metode kunjungan yaitu penyuluhan yang dilaksanakan oleh seorang penyuluh kehutanan dengan melakukan kunjungan kepada sasarannya dengan perorangan dan kelompok, baik di rumah/di tempat tinggal (anjangsana) atau pun di tempat-tempat mereka biasanya melakukan kegiatan sehari-hari (anjang karya).
Metode ini sangat efektif dan akan lebih efisien jika diterapkan untuk sasaran yang setidak-tidaknya sudah pada tahap “menilai” untuk mempengaruhi pikiran dan keterampilannya.
Posting Komentar