Anak kreatif dapat menemukan berbagai cara dalam menyelesaikan masalah
Dalam psikologi, kata psikolog pendidikan Dien Nurdini Nurdin, kreativitas merupakan kemampuan mengembangkan ide baru dan menemukan sudut pandang baru dalam melihat masalah dan peluang. Sedangkan inovasi adalah kemampuan menerapkan solusi kreatif itu untuk dapat memperkaya atau memberi kemajuan terhadap suatu masalah yang terjadi di kehidupan.
Dengan demikian, jiwa yang kreatif merupakan prasyarat untuk menghadirkan inovasi-inovasi nan segar. Orang yang kreatif biasa memiliki pemikiran yang berbeda. Ia bisa melihat suatu hal dari berbagai sudut. Misalnya, ketika seseorang diberi kertas koran, maka ia tak cuma akan membacanya, tetapi bisa membentuknya jadi topi, kipas, penggaris, pengganjan pintu, maket, dan lain sebagainya.
Orang kreatif memiliki alternatif solusi. Kemudian, untuk melahirkan inovasi, seseorang tak hanya perlu gagasan kreatif.
Yang lebih penting, mengimplementasikan gagasan tersebut. Artinya, siap menghadapi risiko yang timbul akibat penerapan gagasan pula. Anak kreatif juga dapat menemukan berbagai cara dalam menyelesaikan masalah. Oleh karena itu anak kreatif umumnya juga cerdas, meski tidak semua yang berintelegensi tinggi tergolong kreatif. Sebab pengukuran intelegensi berkaitan dengan pemikiran terfokus (konvergen), dan kreativitas erat dengan pemikiran yang lebih bervariasi (divergen).
Ciri-ciri anak yang kreatif yaitu di antaranya:
Penuh rasa ingin tahu. Selalu bertanya, memiliki minat luas akan berbagai hal, mudah terlarut dan peka dalam mengamati sesuatu. Baik itu orang, situasi, maupun objek.
Memiliki daya imajinasi yang kuat.
Memiliki rasa humor dan menghargai keadilan.
Menyenangi aktivitas yang menantangnya pada hal-hal baru.
Berani mengambil risiko—tidak takut gagal atau menghadapi kritik. Juga tidak menjadi ragu-ragu karena ketidakjelasan, atau hal yang sifatnya kurang terstruktur.
(Sumber: Intisari, Science Daily)
Dalam psikologi, kata psikolog pendidikan Dien Nurdini Nurdin, kreativitas merupakan kemampuan mengembangkan ide baru dan menemukan sudut pandang baru dalam melihat masalah dan peluang. Sedangkan inovasi adalah kemampuan menerapkan solusi kreatif itu untuk dapat memperkaya atau memberi kemajuan terhadap suatu masalah yang terjadi di kehidupan.
Dengan demikian, jiwa yang kreatif merupakan prasyarat untuk menghadirkan inovasi-inovasi nan segar. Orang yang kreatif biasa memiliki pemikiran yang berbeda. Ia bisa melihat suatu hal dari berbagai sudut. Misalnya, ketika seseorang diberi kertas koran, maka ia tak cuma akan membacanya, tetapi bisa membentuknya jadi topi, kipas, penggaris, pengganjan pintu, maket, dan lain sebagainya.
Orang kreatif memiliki alternatif solusi. Kemudian, untuk melahirkan inovasi, seseorang tak hanya perlu gagasan kreatif.
Yang lebih penting, mengimplementasikan gagasan tersebut. Artinya, siap menghadapi risiko yang timbul akibat penerapan gagasan pula. Anak kreatif juga dapat menemukan berbagai cara dalam menyelesaikan masalah. Oleh karena itu anak kreatif umumnya juga cerdas, meski tidak semua yang berintelegensi tinggi tergolong kreatif. Sebab pengukuran intelegensi berkaitan dengan pemikiran terfokus (konvergen), dan kreativitas erat dengan pemikiran yang lebih bervariasi (divergen).
Ciri-ciri anak yang kreatif yaitu di antaranya:
Penuh rasa ingin tahu. Selalu bertanya, memiliki minat luas akan berbagai hal, mudah terlarut dan peka dalam mengamati sesuatu. Baik itu orang, situasi, maupun objek.
Memiliki daya imajinasi yang kuat.
Memiliki rasa humor dan menghargai keadilan.
Menyenangi aktivitas yang menantangnya pada hal-hal baru.
Berani mengambil risiko—tidak takut gagal atau menghadapi kritik. Juga tidak menjadi ragu-ragu karena ketidakjelasan, atau hal yang sifatnya kurang terstruktur.
(Sumber: Intisari, Science Daily)
Posting Komentar